Jum’at, 7 November 2008.
Hari itu bener-bener hari yang “OH My GOD”. Tepatnya hari itu jam 3 sore, aku dan dian, my best friend, bisa dikatakan terjebak oleh alam. Bagi dian, yang notabene tinggal di jogja mungkin pernah mengalaminya, gempa bumi 2006. Yup..hari itu aku tersadar akan sesuatu yang besar. ALAM…
Jadi ceritanya begini. Sore itu, ba’da ashar, kita berdua mau ujian mata kuliah asuransi jiwa 1 jam setengah empat sore di MU (mipa utara). Dan kita berdua sepakat untuk berangkat jam 3 dari kosku di sendowo C-50. Sebenernya melihat cuaca yang ga mendukung, aku males ke kampus. Tapi apa mau dikata, karena ada ujian, yo weis lah..Bismillahirahmanirahim..
Beberapa langkah setelah keluar dari kosku, ternyata hujan menyapa kita ‘agak’ ramah sehingga kita berdua akhirnya memakai payung masing-masing.
Dan..Whusss..
Apa yang terjadi sodara-sodara?? Payung ijoku terbalik dan alhasil ga bisa dipake. Yup..ujan disertai angin membuat payungku terbalik ke atas. Setelah melihat kondisi yang tambah buruk, kita berdua berteduh di depan SD Percobaan 2. Kita berdua bener2 bingung ga ngerti harus gimana.
Dian :“Piye ni jeng ujiannya??”
Aku :”Ni ga mungkin jalan kaki,payungku ga bisa dipake. Gimana kalo naek
taksi ato becak?” (sambil merogoh tas, mau ambil handphone dan dompet)
“Aduh aku lupa!!! Duit yang di dompet tinggal 10 ribu”
Dian :”Aku juga..duitku tinggal 10 ribu. Yo weis naek becak aja. Dimana
becaknya??”
Aku :”Tuh..”
Akhirnya kita berdua sepakat untuk becak dan lari cepet-cepet ke arah pos ronda. Setelah nego dengan bapak becak, akhirnya deal fee naik becak ke MU 10 ribu. Beberapa detik setelah perjanjian, bapak becak tiba2 ngomong kalo dia ga berani mengayuh becaknya dan menyuruh kita berteduh di pos ronda. Setelah menimbang-nimbang dan melihat kondisi yang tambah buruk, kita menuruti omongan bapak becak, dan berteduh di pos ronda. Niat berteduh, tapi sama saja kita basah kuyup karena pos ronda mengahadap ke selatan sedangkan ujan dan anginnya dari arah selatan ke arah timur dengan kecepatan yang makin bertambah dan. Ya Allah..batinku apa yang terjadi???
Di pos ronda itu sebenernya ada 4 cowok, 2 cewek yaitu kita berdua. Karena kondisinya makin parah, 3 cowok lompat pagar rumah orang untuk berteduh dan 1 cowok mencoba untuk bertahan di pos ronda.
Kemudian..
Prak..prak..prak…ditambah suara gemuruh angin
Genteng pos ronda berterbangan entah kemana, pohon-pohon tumbang, kabel-kabel listrik mengendur.
Dian :”Sa, ni angin apa??”(dengan muka yang ketakutan)
Aku :”Ya ga ngerti!!”
Kita berdua bener2 ketakutan, bingung, pasrah, ga ngerti apa yang terjadi dan ga ngerti mo ngapain. Dalam batinku, Ya Allah maafkan hamba-Mu yang penuh dosa ini, tapi jangan ahzab aku dengan seperti ini. Awalnya kita berdua dalam posisi jongkok menghadap selatan, tapi setelah melihat genteng pos ronda yang berterbangan entah kemana, akhirnya kita bergeser tempat dan merubah arah ke arah timur tetap dengan posisi jongkok dengan melindungi kepala kita. Mulutku komat-kamit dzikir sedangkan dian merengek-rengek memanggil pacarnya. Beberepa menit, setelah agak reda, aku baru nyadar ternyata aku sudah duduk sampingan denagan cowok yang mencoba bertahan tadi. Sesaat setelah aku menegakkan kepalaku, aku shock melihat lengan cardigan biruku penuh darah. Ya Allah..apa aku kena genteng??tapi ko ga kerasa sakit??Baru setelah aku menengok ke kanan, aku kaget lihat cowok yang tadi mukanya sudah berlumuran darah.
Aku :”Mas…mas..kenapa????”(sambil panik)
Masnya :”Ga papa mbak…”
Aku :”Mas..kenapa???”
Masnya :”Ga papa mbak..”
Karena hujan sudah agak reda, dian mengajakku pulang ke kos. Dengan kondisi yang seperti itu, akhirnya kita berdua nekat lari kembali ke kosku. Sebenernya, aku ga pengin ninggalin cowok tadi. Tapi karena aku juga bingung mau gimana, akhirnya kuputuskan pulang ke kos sambil lari kencang.
Yup..dari kejadian yang aku alami, tadi aku tersadar kembali akan sesuatu. Bahwa kekuatan alam itu sangat besar, dan kita tidak bisa melawannya karena kekuatannya sangatlah besar. Bahwa nasib seseorang memang tidak ada seorangpun yang tahu. Seandainya saja cowok itu ga ada, bisa saja genteng itu mengenaiku. Bahwa dalam kondisi yang sudah terdesak, seseorang cenderung mementingkan keselamatan dirinya.
Sesudah ujan bener-bener reda dan orang-orang di dalam rumah sudah berani keluar, terjwablah sudah pertanyaan dian. Ternyata aku dan dian melihat angin puting beliung.
NB: buat mas2 yang di pos ronda,,maaf ya mas ga sempet nolongin….T_T hiks..