Haji, mulai darimana?

Bismillahirahmanirahim

Niat saya untuk menulis ini adalah keterbatasan informasi ketika akan melakukan perjalanan haji 1 tahun yang lalu. Walaupun sudah ada cerita dari tang sudah melakukan perjalanan haji ataupun dari manasik haji, tapi gambaran detailnya itu belum ketangkep. Ini saya tulis dengan tujuan jika ada seseorang yang kebingungan seperti saya bisa ngerti gambaran apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan sakral tersebut dan tentunya saya ingin nostalgia kembali perjalanan sakral tersebut.

Benar adanya pernyataan konon katanya perjalanan umroh maupun haji adalah undangan dari Allah SWT. Kalau sudah waktunya ya sudah, halangan rintangan apapun pasti berangkat dengan izin Allah. Nanti lenngkapnya yahh ada di tulisan selanjutnya.

Haji, mulai darimana sih? Apa benar harus punya banyak uang? Apa benar haji itu hanya untuk yang mampu. Wallahu alam. Tapi dari pengalaman saya, enggak juga sih. Dulu banget jaman saya masih kuliah, pas mentoring agama gitu ya hari Jum’at, kakak mentor tu tanya, apa cita-cita terbesar saya. Saya jawab : saya pengen naik haji di usia muda dan jadi pengusaha. Saya terinspirasi dari kakek saya bisa berhaji di usia mudanya. Itu bener cuma pengen bisa berhaji di usia muda itu bener bener cita cita saya. Konon katanya perjalanan haji kakek saya makan 3 bulan lamanya, ya karena masih naik kapal.

Flashback di tahun 2011, 2 minggu setelah kelulusan S1 saya ternyata bapak saya dipanggil pulang ke haribaan Nya. Saya bener bener ingat waktu itu 3 bulan lagi, ayah saya padahal akan melakukan perjalanan haji bersama ibu. Tapi qodarullah, bapak pulang duluan. Saya masih inget waktu itu, karena posisi saya merawat bapak di rumah sakit, saya cuma ngucap gini : ayo pak,semangat sembuh, nanti kalo ga sembuh aku yang berangkat haji ya 😔. Saya mengucapkan itu dengan berat hati untuk ngeboster semangat bapak yang udah pengen pulang terus ketika dirawat di rumah sakit. Ternyata bapak pulang lebih cepat, seminggu lebih dirawat di rumah sakit.

Nah, peraturan waktu itu bahwa jika ada calon jamaah haji yang meninggal maka biaya dikembalikan sepenuhnya beserta uang asuransi. Beda dengan aturan tahun ini yang ketika jika ada calon jamaah haji yang meninggal bisa digantikan dengan istri atau anaknya. Karena hal tersebut, maka uang dikembalikan dan ibu saya memberikan warisan terbaik ( menurut saya ya), ibu memberikan ketiga anakya modal untuk mendaftar haji reguler.

Nah, jadi kayak ya Allah bener2 ya Allah Maha Baik, Pengatur Semesta Alam. Kalau dipikir2, gimana coba bisa anak kuliahan belum bisa mandiri punya cita cita berhaji muda terus ya udah dikabulkan. Walaupun ada cerita dukanya, tapi kayak amazing banget ga gimana caranya.

Terus makin kesini makin mikir, melihat fenomena banyak si orang yang mampu secara finansial tapi ya tetep belum dipanggil hatinya sama Allah untuk memenuhi undangan berkunjung ke baitullah. Yap, bener memang adanya bahwa Allah memanggil orang orang yang rindu bukan yang mampu.

So, what is yours?

Leave a comment